Kamis, 28 Februari 2013

dari balik jendela 3

Dunia sudah terlihat lebih baik...
Dua mata mengenali dunia berbagi tugas seperti semula,
Adil...kata mereka.
Ah... adil, tubuhmu butuh istirahat. Dan ini merupakan kesekian kalinya diingatkan. Adil yang kamu eluk-elukan juga berlaku pada tubuhmu.


Beberapa hari lalu aku mengikuti sebuah pelatihan. Di sesi terakhir pelatihan dinyatakan bahwa murid-murid di Jepang dan Korea biasanya marah ketika pekerjaan mereka dinyatakan salah namun tidak dijelaskan dimana kesalahannya. Ketika salah mereka malah bersemangat untuk mempelajari hal itu lagi. Bagi mereka kesalahan merupakan bagian dari menjadi lebih baik.

"baca buku better by mistake" kata pembicaranya


Luar biasa..
padahal banyak diantara teman-temanku, bahkan terkadang aku, yang tidak mau berbicara karena takut salah. Marah apabila disalahkan, maunya bila membuat sesuatu itu harus benar.Kalau nilai setidaknya lebih dari 8o keatas (standar 100)
Aku juga kadang-kadang begitu,
menunda mengumpulkan sesuatu karena belum merasa mantap dengan apa yang aku kerjakan.
Padahal ini proses belajar lho yang pasti ada salah didalamnya.

Kalau dilihat-lihat darimana sih mental ini terbentuk
mental takut disalahkan
mental takut dicap bodoh
mental malu bertanya
mental yang suka ketika orang dipermalukan di depan umu karena usahanya (padahal dia sendiri tidak berani berusaha)

ah... kata temanku mental pecundang (padahal kami sedang membicarakan dirinya sendiri lho-____-)

ya.. mental pecundang

Senang liat orang susah, susah liat orang senang.. dianya gak mau susah maunya senang-senang

 Masa kecilkah ? SD ? SMP ? SMA ?

mungkin pengalaman traumatis dipermalukan di depan umum ? mungkin memang otaknya standar eh rata-rata ? mungkin ingin terlihat sempurna ? mungkin....

Mencari asal usul ini sama rumitnya ama mempelajari psikodinamik..
mau running terapi psikodinamik -_______- (mikir random, nulis random)

saat-saat seperti ini psikolog pendidikan mulai berperan
mendalami psikologi komunitas atau makro
mencoba membuat lingkungan hingga sebuah regulasi sekolah yang memungkinkan setiap anak terfasilitasi atas apa yang menjadi minatnya,
menigkatkan self esteemnya,
 menjadi expert dibidang mereka masing-masing (hingga tidak merasa bodoh)...
Kesalahan-kesalahan tugas diberi nilai angka namun diberikan sebuah pesan penyemangat...
Aspek negatif bukannya untuk diungkit-ungki to ?
namun Potensi, semangat dan usaha...
ah.. indah...

#random

2 komentar:

  1. Menghargai proses belajar dalam kesalahan, seperti berkaca pada ijtihad, pada hakikatnya tidak ada yg bersalah

    PR besar pendidikan Indonesia

    #bener2random

    BalasHapus
  2. Terimakasih telah menghargai kerandoman saya dengan kerandoman pula
    #balasan random

    BalasHapus