Betapa ajaibnya sebuah kelahiran. Dari tiada menjadi ada. Kegembiraan bagi yang menantinya, namun kadang menjadi bencana bagi yang lainnya, kelahiran yang tidak diinginkan ternyata... Sosok kecil lahir dari rahim ibu. Baik manusia maupun hewan saudara. Menakjubkan pasti rasanya, ketika dari sebuah tubuh, lahir sebuah kehidupan. Begitu nyata, begitu berharga. Baik dalam keadaan utuh maupun tidak. Luar biasa kemudian sosok kecil itu belajar menelungkup, menegakkan kepalannya, tersenyum, berjalan, berlari, lalu tumbuh terus tumbuh hingga kehidupan baru pun tercipta darinya.
Betapa ajaibnya kehidupan. Zat setipis udara pun mampu membuat nelangsa bila tak menghirupnya. Kesalahan pada hal seperi kromosom saja bisa membuatmu menderita kelainan mental. Kesalahan membaca gelombang otak saja, mampu membuatmu bebal dan tak mampu berfikir jernih. Kerusakan sel bahkan mampu membuatmu kehilangan beberapa keahlian. Luar Biasa, hal kecil mampu menghilangkan kemampuan melakukan hal yang besar. Lalu kenapa tidak bersyukur mampu berdiri tegap malam ini dan bersujud padanya dalam lelapnya malam ini. Mengapa dingin shubuh menjadi penghambat obrolan penyegar hati itu. Karena kehidupan ini penuh hal yang harusnya disyukuri ternyata.
Pernah ku berifkir kenapa dera penyakit tak kunjung berhenti menimpaku, ternyata Allah tengah mengajarkanku untuk tetap bersyukur...
Betapa indahnya suatu kematian. Kesakitan hanya menjadi awal suatu keabadian.. Kemudian manusia yang akan memilih apakah ia ingin mati dalam keadaan tersenyum atau dalam keadaan yang ..... (tidak sanggupku mengambarkan). fase sebelumnya menjadi suatu penentu. Ironisnya yang mencari kesenangan ketika hidup mendapatkan kesengsaraan. Sedangkan yang dianggap menderita semasa hidup karena perilakunya mendapatkan kabar gembira... Silahkan pilih yang mana.
Uraikan hidupmu betapa harusnya kebahagian meliputi setiap hari, karena hidupmu itu sendiri dimulai dengan keajaiaban, dan ketika kamu bersyukur dalam kehidupan maka akan berakhir dengan sebuah keindahan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar