Mari singgah, bersama secangkir teh panas dan biskuit susu, kutemani kau bicara tentang duniaku.Dunia nyata yang berbatas kaca,,
Rabu, 27 Januari 2010
Gagal
Gagal..
kata ini seringkali membayangi mimpi-mimpi buruk. Kehadirannya seakan tidak diharapkan. Kegagalan yang merusak semua harapan.
Tapi beberapa waktu yang lalu, aku merasa sangat bersyukur dengan kegagalan yang kualami. Kegagalan ini mengajarkanku tentang keberadaan teman, nikmatnya perjuangan, sampai bagaimana aku membangun kembali energi positif di dalam diriku sendiri. Ada yang bialng kegagalan mengubah seseorang menjadi bijak. Pad mulanya aku menyatakan, orang gagal itu berpikir bijak hanya untuk melakukan defense, penyelamatan ego, dari apa yang mereka perbuat.
Namun ketika kegagalan itu kualami sendiri, kegagalan yang sempat membuatku tidak mampu berdiri, aku mulai menyadari. Awalnya mungkin ini sebuah rasionalisasi dari tindakan. Namun dalam proses pengembalian "recall" dari peristiwa tersebut, ada proses-proses mengidentifikasi tindakan, mencari celah kesempatan dan alternatif yang sebenarnya bisa dilakukan, dan penyesalan pemilihan tindakan akan mengajarkan bagaimana menellaah tindakan yang telah diambil.
Proses-proses itu nantinya akan mengembalikan kekreatifan diri dan outokritik pada diri sendiri. Tapi ada yang penting disini, bahwa orang-orang yang merasionalisasi biasanya mencari pembenaran. Ketika ingin bangkit dari keterpurukan, energi yang ada harus diubah menjadi energi untuk mencari kebenaran. Hingga kemudian kegagalan menjadi suatu kesempatan untuk semakin mengeluarkan semua potensi yang selami ini belum disadari dan terpendam.
Itu yang kurasakan... Kegagalan terbesar dalam kehidupan mengajarkanku untuk melihat dari banyak sisi...semakin banyak sisi.. tidak hanya sisi aku,kamu, dia tapi juga kami, kita, mereka,,,orang lain, organisasi dan lainnya. Memang sempat ku menghilang namun sekarang ku telah siap kembali ke permungkaan. Dengan hati dan pikiran yang kupersiapkan lapang bahwa ku memperjuangkan kebenaran dan akan meneraima semua kebenaran bukan pembenaran..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar