Kamis, 25 September 2014

Pengugur Dosa

Sakit...
Kalau ditanya siapa yang ingin menderita sakit, mungkin tidak ada yang angkat tangan trus bilang " aku...aku...". (Kecuali penderita malihgering, somatoform kali ya).
Selama pecarian wajah yang kulakukan, beberapa hal terlupakan manajemen diri dengan tubuh yang mudah terserang sakit. Olahraga cuma 2 kali seminggu, makan tidak teratur plus malam-malam panjang yang dilalui dengan begadang itu. Mungkin salah dengan kemampuan yang tidak sama namun berusaha mengejar dengan derap langkah yang sama. Dosenku berkata "mungkin fisikmu tidak sama dengan mereka maka Allah memberikan kapasitas otak yang lebih dan mudah memahami". Ketika itu otakku tidak bisa menerima dan tetap berkata aku bisa karena toh mereka bisa...

Dua tahun untuk mengejar semua perubahan itu namun mengugurkan satu aspek yang ku jaga dengan susah payah sejak dulu. Akhirnya setelah PKPP selesai, sakit-sakit yang selama ini diindahkan minta perhatian. Terbayang orang-orang melaju dengan kuliahnya, aku harus berhenti sejenak untuk menyemhuhkan semuanya. Diagnosa-diagnosa aneh yang keluar malah menambah stress.

Ketika salah seorang dokter menyampaikan diagnosa "aneh" yang membuat otakku ingin meledak, suatu kesadaran datang lalu berbisik "suatu ketika kamu akan bertemu orang-orang sepertimu namun kamu berada di balik meja itu, bukan di depannya, apa yang akan kamu lakukan?". Seketika hati memahami penyampaian tidak menyenangkan dari sang dokter, toh beliau manusia biasa yang khilaf saat itu karena lelah.

Beberapa bulan mondar-mandir, maka obat yang terbaik untuk hati terbukti adalah keluarga. Kedatangan papa yang menyediakan tempat untuk khawatir bisa beristirahat.  Kedatangan, waktu, obrolan dan rencana masa depan yang beliau ceritakan menjadi obat penenang yang lebih ampuh dari segala obat yang diberikan.  Jalan ini masih panjang dan butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan namun kata-kata beliau menjadi senjata untuk bertahan. "Toh papa dan mama ada buat kalian"...

Ini jalan unuk mengugurkan dosa dan modal yang kuperlukan hanyalah kesabaran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar