Selasa, 19 Oktober 2010

percakapan di kala senja


"sedang apa ?" senja itu ia berkata.

"menanti hujan" jawabku.

"untuk apa ?"

"bukan urusanmu"

"bukankah kita dalam cinta"

"tidak saat ini, ruh ku tidak ingin bergabung dalam impian bersamamu. luka, ia berkata"

mata indah itu terdiam

"mau apa ?" dia bertanya lagi

"mengumpulkan jiwa semesta" ku berkata..

"untuk apa?"

"tak ada hubungannya denganmu"

"bukankah kita biasa tersenyum bersama"

"bukan, kedukaan lebih sering hinggap di pucuk kepalaku"

si senyum malaikat itu terdiam

"apa yang kau lakukan ?" ia bertanya ketika senja beralih kelam

"menunggu pelangi"

"pelangi ?"

"iya, meminta sekeping warna merahnya"

"buat apa ?"

"membuat ramuan"

"ramuan"

"ramuan agar ilalang ini berubah menjadi mawar hingga ia terperhatikan" jawabku panjang, menghormati keberadaan

ia duduk...

Wajah rupawan itu memerah.

"untuk itu kau menunggu hujan, mengumpulkan jiwa semesta dan meminta kepingan merah pada pelangi?"

ia berbicara panjang. aku menjawab dengan anggukan.

"benar"

tiada mata indah penuh cahaya itu, senyum malaikat itu dan wajah rupawan itu...

"kenapa ?" tanyanya geram

"agar diperhatikan, tidak seperti kehadiranku, tidak sama dengan nasibku dalam hidupmu. Ada namun berasa tiada"

Tegang amarahnya mereda.
" Tidak perlu mengajarkan pada alang2 mengenai menjadi mawar, agar diperhatikan. Sang alang2 punya kisah sendiri yang menarik untuk diceritakan.. Tentang tumbuh, meninggi, jatuh hati pada matahari dan pun ketika parang sang petani mengantarkannya pada abadi..." ucapnya, nadanya kecewa.

dalam kelam malam itu, aku melihat sang rupawan. Pertama kalinya.

bukan ke dua ku baginya. Pertama adanya. aku hanya tak merasa dan meyakini nestapa.

namun cinta dan sukanya tak lagi disana. Aku benar jadi tiada.

11 komentar:

  1. Wah berat bahasanya Bund (okok)

    BalasHapus
  2. Onni...
    kenapa ada bulan dan ilalang di blog ini
    (nottalking)


    nice nice (worship)

    BalasHapus
  3. @yohang : dibaca wae ojo diangkat nak...

    @bungaalangalang : hohoho...saya tidak sengaja, tapi jadinya (blush)

    BalasHapus
  4. kok aku ra paham yo... (thinking)

    BalasHapus
  5. Malaikat angin, malaikat cahaya, malaikat hujan bertemu
    "kapan reuni lagi?"tanya M. angin
    "saat hujan mereda, dan angin meniup awan yang tersisa. Lalu cahaya menelisik menggelitik" kata M. Cahaya
    "dan malaikat pelangi bersama bidadari berdzikir, memohon rahmat dari langit" tambah M. Hujan

    BalasHapus
  6. Salaam Yova,
    bukuku masih sangat sederhana
    belum menulis seindah dirimu
    aku suka blogmu, tapi masih kutunggu hutangmu, tentang bidadari kecil itu

    BalasHapus
  7. @muhammad minor : siapakah kamu ??? (minor_angelkah? *curiga*)

    @ bunda : arigatou... wah iya,, baiklah.. akan diposting secepatnya...

    BalasHapus
  8. wah..like this!!
    nanti share lagi ya..

    BalasHapus
  9. "masihmenantiidipenghujungsenja said ::
    sangaat menyukai setiap kataa disetiap bait pada tulisan ini..."

    BalasHapus
  10. hebat banget ukhtie kata-kata nya....
    salut dehh..^_^

    BalasHapus