Minggu, 14 Februari 2010

Begitu Saja

anak-anak itu “tercemari” begitu saja

Segala impian ortang dewasa terekam di hati

dan fikir mereka

yang belum mengerti apa-apa

Anak-anak itu

“tercemari” begitu saja

dan orang dewasa tertawa oleh tingkah mereka

tanpa sadar

anak mereka memegang mainan senjata

anak-anak itu

“tercemari” begitu saja

terjebak oleh media massa

dan orangtua yang merasa disitulah kehebatannya

dan anak-anak itu “tercemari” begitu saja

impian mereka

memegang senjata bagai bintang film laga

atau tokoh hero WWF Smack Down di layar kaca

cita-cita mereka

mennjadi pembalap tingkat dunia

Bukan mengaji atau membaca

mereka kemudian sibuk

memperlihatkan itu semua

Bukan apa-apa

hanya untuk menyenangkan orang dewasa

yang kemudian ikut tertawa seperti mereka.

Nb: puisi ini sebenarnya dibuat ketika empatik pertama FLP Jogja.. sebenarnya tidak pernah berniat untuk publish akan tetapi peristiwa tadi siang membuat aq mengambil keputusan menulis ini disini. Sebuah infotaiment di sebuah televisi swasta, hostnya bertanya kepada seorang raising star cilik berusia 6 tahun “apakah sudah punya pacar ?” dan ” kalau pacar ngapain aja ?”… dan artis cilik itu berkata sudah lalu bercerita tentang “pacarannya” lalu sampai pada statement ” kalau dia pergi dengan cowok lain , kuputusin dia “. Naudzubillah…

Saya tidak tahu sapa yang harus dipertanyakan tentang “pertanyaan yang tidak pada tempatnya ini” (kalau pemakaian “pertanyaan bodoh” terasa tidak sopan).

Ah… Mungkin media massa sudah begitu jaunya mempengaruhi manusia. Anak kecil saja sudah tau tentang pacaran sampai pada masalah perselingkuhan. Padahal menurut teori perkembangan, identifikasi gender baru terjadi ketika manusia mencapai masa puberitas. Mungkin saat ini teori ini tidak berlaku lagi.. buktinya raising star cilik tadi.

Mmm.. kali ini saatnya orang tua beraksi..

Mulailah melihat dan memilih tayangan untuk anak-anak. Selektif memilih, karena walau saat ini banyak film yang berartiskan anak-anak maupun kartun , tidak semuanya mampu mendidik bahkan pantas ditoton anak-anak. Mari perhatikan lagi dan didik anak-anak menjadi penerus yang lebih baik… jadikan mereka memiliki keberanian Umar, Kepintaran Ali, Kecerdasan Aisyah dan Keteladan Rendah Hati Fatimah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar