Baru-baru ini seseorang berkata kepadaku. "aku ingin sepertimu". Aku tertawa ketika itu, namun saat ku menatap wajahnya ternyata tidak ada tawa disana,, keseriusan terpapar jelas nyata. aku terdiam. ahh,,,. Pertama, karena aku malu telah salahpaham akan kata-katanya. Kedua, malu dengan apa yang telah aku perbuat sehingga ia tiba-tiba berkata seperti itu.
Ia memaparkan berbagai alasan ketika itu...tidak jauh,, dari amanahku dan prestasi akademisku.... hanya itu yang tertangkap namun luka hatiku terungkap. Sebegitu terlihatnya aku,, sehingga semua yang kulakukan bukannya tersembunyi dalam diam akan tetapi terhampar secara nyata dihadapan mereka.
Bukankah sebaiknya amal bila dilakukan oleh tangan kanan maka tangan kiri tidak mengetahuinya.. Hati ini tertusuk dalam. Mungkinkah hati mulai riya,, sehingga tanpa disadari semua yang kulakukan terlihat dengan mata..
aku tersenyum pada yang berbicara padaku, waktu itu... aku bahkan tidak tahu apa yang sedang dilakukannya,, apa yang sedang diperbuatnya sebagai penanggungjawab amanah,, bahkan aku tidak tahu apa prestasi akademisnya...
aku memandang dia lalu berkata "aku ingin sepertimu"
NB : Ketika hati harus lebih banyak belajar tentang kesabaran dan keikhlasan
Mari singgah, bersama secangkir teh panas dan biskuit susu, kutemani kau bicara tentang duniaku.Dunia nyata yang berbatas kaca,,
Selasa, 25 Agustus 2009
Minggu, 09 Agustus 2009
Susah Menghafal huruf Hijaiyah
Saya dan beberapa orang teman sedang mengembangkan sebuah metoda pembelajaran yang kami beri nama fun edutaiment. Sebenarnya ini merupakan pengembangan dari berbagai metoda joyfull learning yang ada. Dengan mengandalkan sisi Islami dalam memandang anak-anak dan menyesuaikan dengan keadaan di Indonesia, terutama lingkungan dimana kami mengembangkan metoda ini.
Beberapa kali saya dan rekan-rekan diminta mengisi di TPA. Kekalutan yang sering terjadi adalah untuk anak-anak yang sampai pada taraf Iqra. ada kesulitan pada anak-anak untuk menghafalkan huruf-huruf hijaiyah tersebut. Ditambah dengan hukum bacaan seperti tanda bacaan maupun makhroj hurufnya.
Setelah mengobservasi kondisi TPA, maka kami membuat metoda yang berbda dari biasanya...
memang lebih merepotkan namun ternyata efektif untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam mengingat.. Metoda Bermain peran kami pakai dalam hal ini.
Caranya sangat mudah:
1. Buat huruf hijaiyah dalam kertas berukuran folio.
2. Lalu buat juga tanda baca di kertas berukuran sama.
3. Ajak anak-anak berkumpul (untuk jilid 1-4 Iqra) lalu mulailah bercerita. Hari ini para huruf hijaiyah sedang bermian bersama, ada alif, ba, ta,tsa. etc.. setiap kali minimal huruf yang dipakai adalah 5, maximal 9 sesuai dengan kapasitas penerimaan otak.
4. Karakter dari masing-masih huruf hijaiyah akan menjadi karakter dari pemeran. Pilih Pemeran dari anak-anak dan pasangkan kertas yang berisikan huruf itu di badan mereka. Usahakan setiapa anak mendapat giliran untuk memerankan huruf.. hal ini juga berguna untuk membuat anak-anak selalu memperhatikan dan ikut berpatisipasi serta melatih mereka untuk berani "unjuk gigi"
5. Kemudian ustad/ustadzah dapat membuat alur cerita yang sesuai dengan karakter2 hurufnya.. misalnya si ba itu kalau berbicara selalu mengunakan bibirnya,, terkadang kata-kata lain jadi susah terdengar,, tapi orang-orang senang bergaul bersama ba karena ba ketika berbicara tidak mengeluarkan udara dari mulutnya ( ba karakter: tidak da udara dalam pengucapan,, makhroj :bibir)
6. Pengunaan tanda baca untuk tingkat lanjutan ketika anak-anak telah fasih untuk menghafal hurufnya. pengunaan tanda baca akan mengganti nama si pemeran seperti ba menjadi bi ato bu.
7. Apabila memang tiada kesanggupan untuk membuat cerita maka bisa diganti berpedoman denganIqra. Iqra telah disusun sedemikian rupa sehingga yang mempelajari Al Quran dapat secara sistematis dan perlahan mempelajarinya dengan menggunakan Iqra terlebih dahulu. Maka dengan tetap menggunakan min 5 max 9 setiap pertemuan. anak-anak diberikan nama huruf dan kertas huruf yang menjadi peran mereka... Sisakan satu tempat di depan kelas,, dan ustad-ustadzah bisa menggunakan iqra untuk pedomannya..
Misal :
Yang kedepan sekarang adalah huruf ba, a, ta.. maka anak-anak yang mendapatkan huruf itu diminta kedepan,, ustad/ah dapat menerangkan cara bacanya setelah itu,, apabila ingin lebih ramai dan ruangan mencukupi maka huruf-huruf itu dibuat 3-4 kali/huruf jadi akan ada 3 alif, 3 ba, 3 ta dan seterusnya, sehingga adu cepat sapa yang dipanggil hurufnya oleh ustad/ahnya.
Dengan berpedoman dengan sistematisasi Iqra maka games ini juga dapat berkembang dengan sedemikian rupa,,selamat berkarya dan berjuang...SEMANGADH MENCOBA...
Sabtu, 08 Agustus 2009
Apa kata mereka ?
Apa kata mereka, orang tua..
Ketika anaknya bertanya
" ibu, kenapa burung bisa terbang?"
Apa kata mereka,orang tua...
ketika anaknya bertanya
"Ayah, kenapa kita tidak terbang saja ?, adek letih berjalan"
"Karena memang seharusnya" kata sang bunda
"Karena kita tidak bisa" Kata sayang ayah..
esoknya sang anak ujian matematika,,
ia tidak bisa,,
ibunya berkata "kenapa kamu tidak bisa ?, seharusnya kamu bisa,, sekarang latihan dirumah", ia pun tidak diijinkan bermain sore di taman ketika sore menjelang.
Seminggu kemudian sang anak terjun dari jembatan,, yang membentang diantara rumah dan sekolahan.. walau tenggelam ia terselamatkan...
ia ditanya oleh sang ayah..
"apa yang kamu lakukan?"
ia menjawab " Belajar terbang"
Ayah menjawab " kita tak bisa terbang"
Ia menjawab " bisa ayah,, seharusnya kita bisa,, saat ini memang tidak bisa tapi dengan latihan maka semunya bisa terbang.. ayah tidak percaya tanyakan pada ibunda begitulah seharusnya"
Apa kata mereka, orang tua
Ketika sang anak hampir merenggang nyawa
karena mereka salah berkata
"..." tidak ada,, hanya tertunduk hingga dagu menempel di dada,, lalu menangis berurai air mata
Ketika anaknya bertanya
" ibu, kenapa burung bisa terbang?"
Apa kata mereka,orang tua...
ketika anaknya bertanya
"Ayah, kenapa kita tidak terbang saja ?, adek letih berjalan"
"Karena memang seharusnya" kata sang bunda
"Karena kita tidak bisa" Kata sayang ayah..
esoknya sang anak ujian matematika,,
ia tidak bisa,,
ibunya berkata "kenapa kamu tidak bisa ?, seharusnya kamu bisa,, sekarang latihan dirumah", ia pun tidak diijinkan bermain sore di taman ketika sore menjelang.
Seminggu kemudian sang anak terjun dari jembatan,, yang membentang diantara rumah dan sekolahan.. walau tenggelam ia terselamatkan...
ia ditanya oleh sang ayah..
"apa yang kamu lakukan?"
ia menjawab " Belajar terbang"
Ayah menjawab " kita tak bisa terbang"
Ia menjawab " bisa ayah,, seharusnya kita bisa,, saat ini memang tidak bisa tapi dengan latihan maka semunya bisa terbang.. ayah tidak percaya tanyakan pada ibunda begitulah seharusnya"
Apa kata mereka, orang tua
Ketika sang anak hampir merenggang nyawa
karena mereka salah berkata
"..." tidak ada,, hanya tertunduk hingga dagu menempel di dada,, lalu menangis berurai air mata
Dunia baru untukku
dalam bayanganku, bulan-bulan ini adalah bulan untung merampungkan novelku yang harus rilis september nanti. Memang bukan deadline penerbit hanya deadline diriku sendiri, niatku untuk kado ulang tahun ayah dan ibunda.
kekacauan menimpa jiwa. Terlalu lama bernaung pada bayang-bayang target yang harus ku kejar lalu ditarik seketika, untuk berada didalam cahaya. Tidak ada jadwal pribadiku disana. Tidak ada target yang harus kucapai di dalam terangnya.
Bukan,,malah tidak jelek sama sekali,, aku diajarkan untuk lebih peduli. Pada udara yang membelai lembut ujung jilbabku, pada terik matahari yang menemani langkahku dalam bayang, pada air yang gemericiknya menentramkan rasa,, hanya dibuai dalam keinginan untuk berbaurlah dengan yang lainnya.. walau terpikat namun tiada terlebur.
Pada masa yang lalu. Jangan berharap ku menampakkan diriku pada ujung meja diruang utama. Ku lebih memilih dibelakang saja, walau harus berkerja dua kali lipat adanya, karena harus mengendalikan semuanya. Namun disaat ini, aku harus duduk diseberang mereka, tersenyum kepada semua, beramah-tamah. bukan,, bukan,, tidak bisa, hanya ku malas saja. Namun ternyata dibalik itu semua ku belajar dewasa.
Mendengarkan, memperhatikan, memahami lebih dalam apa yang dikatakan oleh orang-orang. Selama ini juga begitu tapi hanya sebatas mendengar tidak membantu apalgi terapeutik. memahami lalu bersama menjadi orang yang lebih baik lagi.
ambidextrous, mampu menulis dengan kedua tangan. Maka aku pun mempunyai bakat yang sama. tapi tidak dalam arti yang sebenarnya. Hanya saja tangan kanan ku membantu orang lain melukis mimpi-mimpi mereka dan disaat yang bersamaan aku menulis kenyataan untuk diriku sendiri. It's complicated tapi membuatku lebiha baik,, bukankah tujuan hidupku kemudian terpenuhi walau tiada ku tenggelam dalam dunia jadwal dan target yang kubukukan.
bukan,, bukan mengalir begitu saja teman... aku bahkan tidak setuju dengan istilah tersebut,, hidupku tidak akan ku tenggelamkan dan mengalir bersama air. Tapi kan kubuat perahu layar penuh bekal dan pertahanan, hingga mampu ku untuk bertahan disepanjang perjalanan. dan tentu saja memasang mataku untukmu teman, yang berlayar sendirian maupun yang terbawa arus hingga tenggelam dalam kegelapan. menyelamatkan...
dan kukenalkan kalian pada kehidupan,,,dalam iman dan persaudaraan
kekacauan menimpa jiwa. Terlalu lama bernaung pada bayang-bayang target yang harus ku kejar lalu ditarik seketika, untuk berada didalam cahaya. Tidak ada jadwal pribadiku disana. Tidak ada target yang harus kucapai di dalam terangnya.
Bukan,,malah tidak jelek sama sekali,, aku diajarkan untuk lebih peduli. Pada udara yang membelai lembut ujung jilbabku, pada terik matahari yang menemani langkahku dalam bayang, pada air yang gemericiknya menentramkan rasa,, hanya dibuai dalam keinginan untuk berbaurlah dengan yang lainnya.. walau terpikat namun tiada terlebur.
Pada masa yang lalu. Jangan berharap ku menampakkan diriku pada ujung meja diruang utama. Ku lebih memilih dibelakang saja, walau harus berkerja dua kali lipat adanya, karena harus mengendalikan semuanya. Namun disaat ini, aku harus duduk diseberang mereka, tersenyum kepada semua, beramah-tamah. bukan,, bukan,, tidak bisa, hanya ku malas saja. Namun ternyata dibalik itu semua ku belajar dewasa.
Mendengarkan, memperhatikan, memahami lebih dalam apa yang dikatakan oleh orang-orang. Selama ini juga begitu tapi hanya sebatas mendengar tidak membantu apalgi terapeutik. memahami lalu bersama menjadi orang yang lebih baik lagi.
ambidextrous, mampu menulis dengan kedua tangan. Maka aku pun mempunyai bakat yang sama. tapi tidak dalam arti yang sebenarnya. Hanya saja tangan kanan ku membantu orang lain melukis mimpi-mimpi mereka dan disaat yang bersamaan aku menulis kenyataan untuk diriku sendiri. It's complicated tapi membuatku lebiha baik,, bukankah tujuan hidupku kemudian terpenuhi walau tiada ku tenggelam dalam dunia jadwal dan target yang kubukukan.
bukan,, bukan mengalir begitu saja teman... aku bahkan tidak setuju dengan istilah tersebut,, hidupku tidak akan ku tenggelamkan dan mengalir bersama air. Tapi kan kubuat perahu layar penuh bekal dan pertahanan, hingga mampu ku untuk bertahan disepanjang perjalanan. dan tentu saja memasang mataku untukmu teman, yang berlayar sendirian maupun yang terbawa arus hingga tenggelam dalam kegelapan. menyelamatkan...
dan kukenalkan kalian pada kehidupan,,,dalam iman dan persaudaraan
Langganan:
Postingan (Atom)